Biaya
pendidikan di Indonesia senantiasa meningkat setiap saat. Itu sebabnya,
dibutuhkan upaya yang terencana untuk menyiapkan biaya pendidikan anak-anak.
Bagaimana menyiapkan biaya pendidikan anak Anda agar ketika si anak memasuki
usia sekolah, Anda tidak terlalu terbebani? Berikut tipsnya.
1.
Siapkan Anggaran Pendidikan Sedini Mungkin
Anda sebaiknya tidak menunda menyiapkan dana pendidikan anak Anda. Begitu si kecil sudah memasuki
usia 1 tahun, sebaiknya Anda sudah meyiapkan anggaran tabungan pendidikan anak
Anda. Pasalnya, tiga tahun kemudian, pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sudah
menunggu anak Anda. Jika Anda sudah mulai merancang biaya pendidikan anak Anda
sejak dini, Anda akan memiliki cukup waktu untuk dan cukup dana dalam tabungan
untuk kepentingan biaya pendidikan anak Anda.
![]() |
(Repro) |
2.
Pisahkan Anggaran Pendidikan dengan Anggaran Lain
Anggaran
pendidikan anak Anda haruslah dibuat khusus, terpisah dengan pos anggaran lain.
Anda pun harus disiplin, jangan tergoda untuk memanfaatkan dana pendidikan anak
untuk kepentingan lain di luar kebutuhan pendidikan anak. Jika Anda memiliki
anak lebih dari satu, maka sebaiknya anggaran pendidikan dipisah untuk
masing-masing anak.
3. Buat Prediksi tapi
Realistis
Anda
disarankan membuat prediksi mengenai kebutuhan biaya pendidikan anak Anda.
Biasanya, biaya pendidikan meningkat rata-rata 10-20% per tahun. Anda bisa
menjadikan biaya pendidikan saat ini sebagai patokan dengan memperhitungkan
kemugkinan kenaikan 20-30% saat dana itu dibutuhkan. Anda mesti membuat
prediksi lebih tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadinya
peningkatan biaya pendidikan di luar prediksi Anda. Kendati begitu, Anda juga
tetap harus realistis. Anda jangan terlalu memaksakan diri menyekolahkan anak
di sekolah favorit jika memang kemampuan Anda terbatas. Penyisihan dana
pendidikan tidak boleh sampai membuat Anda kelaparan.
4. Proporsi Ideal Penyisihan
Dana
Idealnya,
Anda bisa menyisihkan 20% dari penghasilan Anda dan istri Anda setiap bulan
untuk ditabung. Mengapa mesti 20%? Rinciannya: 5% untuk arus kas keuangan
keluarga (misalnya, untuk biaya pengobatan anak ketika sakit); 10% untuk
tabungan jangka panjang (dana pendidikan, renovasi rumah dan lainnya); serta 5%
untuk investasi.
5. Buat Skala Prioritas
Kebutuhan
Membuat
skala prioritas kebutuhan sangat penting artinya jika kebutuhan hidup Anda
sangat banyak dan kemampuan Anda terbatas. Kebutuhan yang bersifat tambahan,
bisa Anda sisihkan dulu agar Anda tetap bisa menyisihkan dana pendidikan untuk
anak Anda.
6.
Memilih Program Penyimpan Dana Pendidikan yang Tepat.
Ada
berbagai program penyimpanan dana pendidikan yang ditawarkan berbagai lembaga
keuangan. Ada yang berupa tabungan pendidikan atau pun asuransi. Anda perlu
mempelajari berbagai produk itu dan pilih yang benar-benar tepat bagi kebutuhan
Anda. Produk yang dipilih bisa dalam bentuk tabungan, asuransi atau pun
investasi reksa dana. (*)
Posting Komentar